
Pusat Litbang Hasil Hutan (P3HH) Badan Litbang dan Inovasi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (BLI KLHK) meluncurkan Forpro, sebuah strategi penjenamaan (branding) untuk memperkenalkan hasil-hasil riset yang telah dihasilkan.
Lewat Forpro, Kepala BLI KLHK Agus Justianto berharap, hasil riset yang telah dihasilkan bisa dimanfaatkan secara luas oleh publik. “Marketing produk iptek penting agar tidak riset tidak berhenti sebagai tulisan dan karya ilmiah tapi bisa dimanfaatkan,” katanya saat peluncuran Forpro di Jakarta, Senin (24/2/2020).
Menurut Agus hasil karya litbang sudah seharusnya berdaya guna untuk memberi kemanfaatan yang optimal dan multiplier effect dari sumber daya alam. Ujungnya adalah peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Untuk membangun branding P3HH dinilai Agus sudah memiliki modal yang kuat. Terbukti, banyak karya unggulan yang telah diakui dan diadopsi selama lembaga riset tersebut berdiri sejak 107 tahun silam.
Sejumlah hasil riset dan inovasi dari P3HH yang belakangan populer diantaranya adalah Xylarium Bogoriense, sebuah perpustakaan kayu yang memiliki koleksi spesimen kayu terbanyak di dunia. Ada juga AIKO, alat identifikasi kayu otomatis yang bisa mengidentifikasi jenis kayu hanya dalam hitungan detik.
Agus juga mengapresiasi mitra-mitra yang menjalin kerja sama untuk melakukan penelitian dan pemanfaatan hasil riset. “Kepercayaan merupakan motivasi pengungkit hasil iptek terbaik,” katanya.
Pelaksana Tugas Kepala P3HH Djati Witjaksono Hadi mengungkapkan, Forpro merupakan akronim dari Forest Product dan memiliki tagline “more than technology”. Ini berarti produk-produk riset yang dihasilkan lebih dari sekadar teknologi saja tapi juga bertujuan untuk memancing publik mengetahui inovasi yang dihasilkan dan dampak positif yang bisa dihasilkan.
Sugiharto
