Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengakui pasokan beras medium ke pasar-pasar dalam beberapa bulan terakhir ini mengalami penurunan sehingga berdampak pada kenaikan harga jenis beras itu di sejumlah daerah.
“Suplai beras medium memang berkurang akibat berbagai sebab,” ujar Enggar usai melakukan pelepasan operasi pasar (OP) beras di Jakarta, Selasa (9/01/2018).
Mendag juga mengakui dari hasil pantauan di pasar-pasar di seluruh Indonesia, masih terjadi sedikit kenaikan harga beras secara kontinyu hingga memasuki awal panen raya pada bulan Maret.
Harga rata-rata beras medium pun secara nasional saat ini masih berada di atas ketentuan Harga Eceran Tertinggi (HET) Beras Medium, yang untuk wilayah Jawa, Lampung dan Sumatera Selatan sebesar Rp9.450 per kilogram..
Untuk mengatasi masalah kenaikan harga beras, Mendag telah berkordinasi dengan Perum Bulog untuk mengantisipasi kenaikan harga beras dengan melakukan OP di seluruh Indonesia. “Kemendag telah mengirimkan surat kepada Perum BULOG Nomor 31/M-DAG/SD/1/2018 tertanggal 5 Januari 2018 untuk melakukan OP beras dengan harga penjualan beras medium di tingkat eceran setinggi-tingginya sesuai ketentuan HET di wilayahnya yang mengacu pada Permendag Nomor 57/M-DAG/PER/8/2017,” ungkapnya.
Langsung Direalisir Bulog
Surat Mendag itu langsung direalisasikan Perum Bulog mulai hari ini dengan menggelar operasi pasar beras dengan menggunakan cadangan beras pemerintah (CBP) secara masif di daerah-daerah yang mengalami kenaikan harga tinggi. Dalam kegiatan OP itu, beras medium dijual dengan harga Rp9.300 per kilogram atau di bawah harga HET.
Direktur Utama Perum Bulog, Djarot Kusumayakti menjelaskan kegiatan OP ini dilakukan sebagai upaya stabilisasi harga beras untuk meredam kenaikan harga dan bahkan mencegah terjadinya kenaikan harga serta meningkatkan psokan beras medium guna menjaga ketersediaan beras medium di masyarakat.
“Selain itu, operasi pasar ini bertujuan agar konsumen mendapatkan harga beras yang terjangkau dan terjaga daya belinya,” paparnya.
Djarot mengatakan, untuk memperluas penyebaran beras medium ini, Perum Bulog akan menambah titik- titik yang akan dijadikan lokasi OP beras. “Jika sebelumnya OP beras hanya menggunakan 1100 titik, sekarang ditingkatkan menjadi 1800 titik,” ucapnya.
Berdasarkan data Perum Bulog, hingga hari Selasa (9/01/2018), beras yang digelontorkan Perum Bulog untuk kegiatan OP yang sudah digelar sejak Nopember 2017, mencapai lebih dari 30.000 ton.Adapun stok CBP yang masih tersedia di gudang-gudang Bulog mencapai sekitar 240.000 ton. Secara keseluruhan, stok beras yang dimiliki Bulog hingga hari ini mencapai sekitar 1,2 juta ton.
Djarot juga menjelaskan dalam OP kali ini akan melibatkan berbagai pihak, yakni Satuan Tugas (Satgas) Pangan Polri, Pemda setempat dan Persatuan pengusaha Penggilingan Padi (Pepadi) atau pelaku usaha swasta.
Selain itu, dalam menggelar OP yang akan berakhir pada 31 Maret ini, petugas Bulog juga didampingi oleh staf Kemendag. Kemendag sendiri telah menyiapkan 150 stafnya untuk mendampingi petugas Bulog dalam menggelar OP di daerah-daerah.Buyung N