Mentan: Dorong Penguatan Cadangan Pangan

* Rakorsin Program PSP, Kementan

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengajak jajaran Kementerian Pertanian (Kementan) untuk terus bergerak melakukan terobosan-terobasan program pembangunan sektor pertanian yang lebih antisipatif.

Menurut Syahrul, program pembangunan pertanian selain untuk mencukupi penyediaan pangan, juga diarahkan untuk dapat menjaga stabilitas harga pangan agar tidak memberatkan atau membebani masyarakat.

“Selain itu juga mendorong penguatan cadangan pangan (buffer stock) di daerah untuk pangan utama, bekerjasama dengan Kementerian Dalam Negeri, serta melaksanakan program pertanian sebanyak mungkin dengan melibatkan masyarakat,” katanya.

Mentan Syahrul mengatakan hal itu pada Rapat Koordinasi dan Sinkronisasi Pelaksanaan Program/Kegiatan Pembangunan Prasarana dan Sarana Pertanian TA 2022 di Bogor, Jawa Barat, Kamis (10/3/2022).

Dia menyebutkan, tugas Kementan adalah mengelola dengan baik, agar produksi pangan bisa berlangsung secara terus-menerus. Menurutnya, penyediaan pangan selama ini selalu diuji.

“Jika sebelumnya kita dihadapkan pada pandemi COVID-19 selama dua tahun terakhir, kini kita dihadapkan pada isu kenaikan harga komoditas pangan utama, seperti produk minyak sawit, kedelai dan lainnya,” tegasnya.

Untuk itu, lanjutnya, “tidak bosan-bosannya saya mengajak kita semua untuk selalu bekerja keras. Kita sudah membuktikan bahwa selama dua tahun dilanda pandemi COVID-19 kekhawatiran gangguan penyediaan pangan dapat dilewati dengan baik.”

Menurut Syahrul, sektor pertanian di Indonesia menjadi salah satu sektor penopang perekonomian disaat pandemi COVID-19. Karena itu, sektor tersebut harus terus dikembangkan sebagai bagian dari pendukung pemulihan ekonomi bangsa.

“Di masa pandemi COVID-19, sektor pertanian tetap berdiri kokoh. Bahkan, di saat pendapatan domestik bruto (PDB) sektor lain terpuruk, sektor pertanian mengalami pertumbuhan positif sebesar 16,24% di kuartal II-2020 saat awal pandemi berlangsung,” tegasnya.

Mentan mengapresiasi kepada seluruh petani yang terus bekerja keras, meski dihantam tsunami COVID-19. Menurutnya, sektor pertanian merupakan penyangga yang sangat penting sebagai bantalan atau bumper perekonomian bangsa, terutama saat pandemi COVID-19 ini.

Selain itu, di saat perekonomian nasional sudah mengalami dua kali kontraksi, berupa pertumbuhan negatif di bawah 0% selama 2 kali berturut-turut, sehingga dinyatakan Indonesia sudah memasuki masa resesi.  Namun, di saat itu pula ternyata pertanian masih tetap berdiri kokoh. Bahkan di tahun 2021, PDB pertanian tetap melejit di saat sektor lain masih minus.

Kinerja KUR Pertanian Memuaskan,

Pertanian adalah sektor yang menjadi andalan dan tulang punggung pemulihan ekonomi nasional selama pandemi COVID-19. Dalam kurun dua tahun, kontribusinya cukup signifikan.

Hal ini salah satunya didukung oleh potensi alam Indonesia yang memungkinkan berbagai komoditas tumbuh secara optimal. Sehingga sektor pertanian banyak diminati, termasuk kalangan milenial, karena menjanjikan keuntungan yang sangat besar.

“Pertanian itu sesuatu yang transcendence. Dekat dengan surga. Karena mengurusi nasib dan hidup matinya banyak orang. Kuncinya ada di manajemen. Selama manajemennya benar, pasti untung,” katanya.

Bukti dari itu semua, lanjutnya, bisa dilihat dari data yang dikeluarkan Badan Pusat Statistik (BPS). “Ekspor sektor pertanian tahun 2021 mencapai Rp625,04 triliun, sedangkan di tahun 2020 sebesar Rp451,8 triliun,” ungkap Mentan.

Oleh karena itu, lanjut Mentan, dibutuhkan kerja sama yang kuat antarpihak, baik antarkementerian, pemerintah daerah dan pihak perbankan dalam pembiayaan.

“APBN kita terbatas, karenanya pemerintah menggulirkan program Kredit Usaha Rakyat (KUR),” kata Syahrul.

Dalam Rakorsin tersebut, ditandatangi juga pakta integritas pelaksanaan Taksi Alsintan antara Kementan, perbankan dan pelaku usaha yang bergerak di alat mesin pertanian (Alsintan).

Salah satu perbankan yang hadir adalah Bank Sumsel Babel yang dihadiri langsung Direktur Utamanya, Achmad Syamsudin.

Sebagai informasi, Bank Sumsel Babel telah menjalankan KUR Alsintan dan dinilai cukup berhasil. Harapannya, bank ini menjadi role model untuk bank-bank daerah lain.

Mengenai KUR sektor pertanian ke depan, Mentan berharap komitmen perbankan untuk mempermudah penyerapan KUR dengan program kemitraan dan offtaker secara klasterisasi sesuai kebutuhan. Selanjutnya, dia mencontohkan, KUR bisa untuk pembangunan gudang, silo dryer, atau Alsintan.

“Kerja sama lintas kementerian dan lembaga juga harus ditingkatkan dalam rangka pendampingan dan pembinaan sehingga penyaluran KUR tepat sasaran,” pungkasnya.

Serapan KUR sektor pertanian tahun 2020 diketahui mencapai 1,9 juta debitur dengan realisasi kredit Rp55,30 triliun dari target Rp50 triliun dan Non Performing Loan (NPL) sebesar 0,03%.

Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan, Ali Jamil meminta kepada seluruh jajaran Ditjen PSP serta kepala dinas lingkup pertanian tingkat provinsi dan kabupaten/kota serta jajarannya untuk terus bekerja sama.

Menurut Ali Jamil, perlu dukungan pelaksanaan seluruh kegiatan Ditjen PSP di daerah masing-masing, di tengah tantangan dan kendala yang dialami, baik dari aspek pengelolaan anggaran, teknis dan administrasi pelaksanaan kegiatan serta aspek lainnya dalam Tahun Anggaran 2022.

Ali berharap semua pihak terus berkomitmen untuk melaksanakan kegiatan dan mengelola anggaran tersebut secara transparan dan akuntabel sesuai dengan rincian program dan kegiatan yang telah di tetapkan dalam DIPA Tahun Anggaran 2022.

“Lalu melakukan mitigasi risiko dari setiap kegiatan, koordinasi, pendampingan dan pengawalan dengan Inspketorat Jenderal,” katanya.

Ali juga berharap jajarannya dapat mengoptimalkan pengelolaan aplikasi pelaporan online (MPO) guna melaporkan pelaksanaan kegiatan Bantuan Pemerintah (Banpem) lingkup Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian. “Data pelaporan yang masuk melalui Aplikasi MPO, akan di-review oleh Inspektorat Jenderal Kementan, serta menjadi bahan pelaksanaan pemeriksaan oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK),” tegasnya. PSP

KUR Pertanian Membantu Petani Sumsel Dapatkan Alsintan

Petani di Sumatera Selatan (Sumsel) merasakan manfaat Kredit Usaha Rakyat (KUR) Pertanian. Dengan KUR Pertanian, mereka dapat membeli alat mesin pertanian (Alsintan) yang digunakan untuk mengembangkan budidaya pertanian mereka.

Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengajak para petani Indonesia untuk menggunakan KUR sebagai permodalan utama dalam menumbuhkan ekonomi di tengah pandemi.

Menurut Mentan, penggunaan KUR bisa membuat pelaku usaha menjadi lebih berkembang dan bisa membuka banyak lapangan kerja.

“Saya selalu katakan, pertanian itu bicara lapangan kerja dan dengan adanya KUR, roda perekonomian dasar masyarakat kembali bergerak saat pandemi ini,” ujarnya.

Mentan mengatakan, penggunaan KUR juga bisa membuat produktivitas dan kesejahteraan petani makin meningkat. Apalagi, pemerintah telah menyiapkan berbagai perlengkapan modern seperti teknologi dan mekanisasi dalam melakukan produksi.

“Dengan penggunaan KUR, maka akselerasinya pertanian kita jauh lebih kuat dan jauh lebih cepat. Dengan begitu kesejahteraan petani juga akan meningkat,” katanya.

Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan, Ali Jamil menambahkan, KUR Pertanian bisa dimanfaatkan oleh petani yang bergerak di sektor perkebunan, tanaman pangan, hortikultura dan peternakan.

Menurut Ali, penggunaan KUR juga bisa dimanfaatkan untuk pengadaan Alsintan. “Apalagi sekarang kita punya program Taksi Alsintan. Kita akan gencarkan lagi program KUR Pertanian,” katanya.

Dia menjelaskan, Taksi Alsintan adalah program pengadaan Alsintan oleh pelaku usaha di sektor pertanian. Pelaku usaha tersebut dapat menggunakan fasilitas KUR Pertanian untuk pengadaan Alsintan, sekaligus untuk fasilitas perawatannya. Adapun Alsintan tersebut disiapkan untuk dapat disewa oleh para petani. PSP