Metode Baru Percepat Kesuburan Lahan Pasca Tambang

Dr Anton Muhibuddin, Rektor Universitas A. Wahab Hasbullah (Unwaha)

Lahan pasca tambang (ex tambang) merupakan permasalahan sekaligus potensi di Indonesia dan di dunia. Menjadi permasalahan yang sangat kompleks apabila lahan pasca tambang yang kondisi fisik, kimia dan biologinya sudah sangat miskin dan tidak mampu diatasi dengan baik.

Di Indonesia, lahan pasca tambang biasanya baru bisa ditanam kembali setelah melalui proses reklamasi selama 7-10 tahun, itupun dengan jenis tanaman yang terbatas.

Nah, bagaimana menemukan metode yang tepat untuk mempercepat kesuburan lahan bekas tambang? Berikut petikan wawancara Agro Indonesia dengan Dr Anton Muhibuddin, Rektor Universitas A. Wahab Hasbullah (Unwaha) Tambak Beras- Jombang-Jawa Timur akhir pekan lalu.
Untuk mengembalikan kesuburan tanah pasca tambang berapa lama waktu yang dibutuhkan?

Ya, di beberapa negara maju, lahan pasca tambang bisa ditanam kembali setelah lebih dari 3 tahun. Dengan memanfaatkan teknologi terbaru, beberapa negara seperti Jepang, USA, Rusia, dan Jerman bisa menanam kembali lahan pasca tambang setelah lebih dari 3 tahun perlakuan reklamasi.

Sejak tahun 2010, saya secara intensif melakukan riset untuk percepatan penyehatan lahan pasca tambang. Pada awalnya, kerjasama riset dilakukan antara Universitas Brawijaya- Malang, Unwaha-Jombang dengan Chulalongkorn University Thailand melalui pendanaan ASEAN Grant dan RISTEKDIKTI (Dulu DIKTI). Kemudian pada tahun berikutnya, mengingat pentingnya tema riset bagi dunia, ikut serta JSPS (Japan) dalam pendanaan melalui program CCP (Core to Core Program) yang melibatkan 7 negara (Jerman, Inggris, Jepang, Indonesia, Thailand, Laos, dan Vietnam). Pada tahun 2015, upaya tersebut membuahkan hasil.

Melalui temuan ini saya berhasil mempercepat upaya reklamasi lahan pasca tambang. Uji coba di lahan pasca tambang timah seluas 50 hektare di Bangka Induk (Provinsi Bangka Belitung) menunjukkan percepatan pelapukan tanah dan kesuburan tanah akibat perlakuan dengan metode Soil Drive Nutrient (SDN) yang dikombinasikan dengan mikroba indigenus hasil isolasi dari tanah pasca tambang.

Anda membutuhkan waktu berapa lama untuk melakukan reklamasi?

Dalam waktu 4 bulan pasca perlakuan, lahan pasca tambang menunjukkan peningkatan kondisi kimia, fisik dan biologi yang signifikan sehingga siap ditanami tanaman jagung varietas tertentu. Uji coba inipun berlanjut hingga tahun 2017 dan menunjukkan peningkatan yang signifikan pada kualitas tanah lahan pasca tambang. Hasilnya, lahan pasca tambang siap ditanami hampir semua jenis tanaman setelah 1,5 tahun perlakuan dengan metode SDN dan mikroba spesifik indigenus.

Menurut pengamatan Anda, berapa luas lahan pasca tambang di Indonesia?
Di Indonesia, saat ini terhitung terdapat lebih dari 30 juta hektar lahan pasca tambang. Bahkan beberapa lembaga memaparkan terdapat sekitar 80 juta hektare lahan pasca tambang. Dengan jumlah sebesar itu, maka potensi lahan pasca tambang dari segi ekonomi dan sosial sangat besar.

Dari segi ekonomi, total 30 juta hektare lahan tersebut setidaknya potensial untuk menghasilkan keuntungan ekonomi sebesar 300 sampai 600 triliun Rupiah per tahun dan menyerap lebih kurang 60 juta orang tenaga kerja. Secara sosial, pengurangan pengangguran akan menurunkan angka kriminalitas dan penyebaran tenaga kerja di luar jawa akan mengurangi kepadatan penduduk di Jawa.

Anda menemukan metode yang disebut SDN, bisa Anda jelaskan?

Baik, SDN (Soil Drive Nutrient) yang merupakan kombinasi antara pola tanam, jenis tanaman dan mikroba spesifik. Pola tanam dengan jarak tertentu, urutan waktu tanam yang diatur sedemikian rupa dan cara tanam tertentu diketahui memberikan pengaruh yang spesifik terhadap keberaadaan mikroba spesifik yang bersimbiose dengan tanaman melalui sistem perakaran. Mikroba seperti mikoriza dan beberapa rhyzobacteria sangat efektif dalam pengujian skala laboratorium, namun sebaliknya akan tidak efektif pada kondisi lapangan dengan lingkungan tanah yang sangat beragam.
Bagaimana dengan penanaman jenis tanaman yang salah pada lahan pasca tambang?

Penanaman jenis tanaman yang salah pada lahan pasca tambang dalam upaya remediasi memberikan dampak perbaikan dalam waktu yang lebih lama, namun sebaliknya, ketepatan pemilihan jenis tanaman akan mempercepat adaptasi tanaman pada lahan ex tambang dan mempercepat upaya perbaikan lingkungan tanah. Kombinasi antara sistem SDN dan mikroba spesifik indigenus yang saya temukan terbukti mempercepat perbaikan lingkungan tanah ex tambang baik fisik, kimia, dan biologi. Dalam waktu 4 bulan, perlakuan sistem SDN memperbaiki sifat fisik seperti porositas tanah, permeabilitas (kemampuan menyerap), infiltrasi, dan kapasitas kandungan air tanah.

Bagaimana Anda mengetahui perbaikan sifat fisik tanah?

Perbaikan sifat fisik ini disebabkan oleh pertumbuhan hifa mikoriza yang menyebar di rhizosfer tanaman. Pertumbuhan dan penyebaran hifa mikoriza juga berdampak pada perbaikan sifat kimia tanah seperti peningkatan kandungan N, P, dan K tanah sebagai hasil aktivitas penyerapan hara tanah oleh mikoriza. Populasi mikoriza dan beberapa jenis bakteri rhizosfer juga meningkat akibat aplikasi system SDN. Perbaikan sifat fisik, kimia dan biologi tanah sebagaimana diuraikan di atas menjadikan pertumbuhan dan hasil tanaman jagung yang ditanam menjadi lebih baik. Shanty