Dampak badai El Nino yang tengah terjadi, mulai dirasakan Indonesia. Dampak negatif dari musim kemarau panjang itu adalah terganggunya sekitar 111.000 hektare (ha) lahan pertanian, dimana sekitar 8.900 ha mengalami gagal panen alias puso.
Dampak El Nino terhadap lahan pertanian itu sebagian besar terjadi di lahan yang berada di wilayah Jawa Barat, Jawa Tengah, Banten, Jawa Timur, NTB dan Sulawesi Selatan (Sulsel).
Terganggunya lebih dari 100.000 lahan pertanian dan ribua hektare yang mengalami puso itu dikarenakan pasokan air ke lahan pertanian itu tidak ada ataupun minim.
Hal itu terjadi karena selain tidak adanya hujan yang turun, minimnya pasokan air ke lahan pertanian juga disebabkan oleh terjadinya penurunan debit air dari batas normal pada waduk-waduk utama.
Data Kementerian Pertanian (Kementan) menyebutkan dari 16 waduk utama yang ada di Indonesia, lima di antaranya mengalami penurunan debit air dari batas normal.
Dengan musim kering yang masih terjdi dalam beberapa bulan ke depan, bukan tidak mungkin jumlah lahan pertanian yang mengalami kekeringan akan terus bertambah. Begitu pula dengan lahan pertanian yang mengalami puso, juga berpeluang untuk meluas.
Banyaknya lahan pertanian yang mengalami kekeringan dan puso tentu saja akan menimbulkan dampak negatif bagi perekonomian nasional. Petani kemungkinan akan mengalami kerugian akibat tidak bisa melakukan budidaya atau kegiatan budidayanya tidak bisa dipanen. Jika hal ini terjadi, maka akan muncul pengangguran dan penurunan tingkat kesejahteraan petani.
Berkurangnya produksi hasil pertanian akibat kekeringan dan puso juga akan menimbulkan masalah dalam kegiatan pemenuhan kebutuhan komoditas pangan di dalam negeri.
Hukum ekonomi pun berlaku. Minimnya pasokan dan meningkatnya kebutuhan kan menyebabkan terjadinya kenaikan harga suatu komoditas. Buntutnya, tingkat inflasi pun akan terkerek.
Melihat dampak negatif yang bisa ditimbulkan dari El Nino itu, sudah sepantasnya kita untuk mewaspadai dan mengambil berbagai langkah guna mencegah munculnya dampak negatif yang lebih luas lagi.
Kita tidak boleh lengah dengan menyebtukan kalau dampak negatif dari El nino ini tidak berarti besar bagi produksi komoditas pangan di dalam negeri. Sekecil apapun dampak negative harus ditangani dengan baik.
Untuk mencegah meluasnya lahan yang mengalami kekeringan dan puso, pemerintah perlu segera melakukan perbaikan terhadap waduk-waduk yang mengalami penurunan debit air di luar batas normal.
Selain itu, upaya membuka pitu air waduk yang masih berfungsi normal juga harus terus dijaga dengan baik. Jangan sampai pasokan air dari waduk itu hanya ditujukan ke beberapa wilayah saja.
Pemerintah juga perlu mengantisipasi terjadinya lonjakan harga komoditas dengan mengamankan pasokan dan distribusi komoditas pangan di seluruh wilayah, terutama yang dilanda kekeringan dan puso.
Sementara untuk mengantisipasi munculnya pengangguran di wilayah yang dilanda kekeringa, pemerintah sebaiknya segera mengantisipasinya dengan melibatkan penduduk dalam program-program padat karya.