Pastikan Kesehatan Satwa, KLHK Tinjau Kebun Binatang Gembira Loka

Dirjen KSDAE KLHK Wiratno [kedua dari kiri] mendengar laporan manajemen GL Zoo tentang operasional kebun binatang tersebut selama masa Pandemi COVID-19

Pandemi COVID-19 membuat lembaga konservasi (LK) harus menutup kunjungan wisatawan untuk menghindari penyebaran virus corona. Hal ini berdampak pada berkurangnya pemasukan yang sebenarnya sangat diandalkan untuk operasional LK termasuk untuk pemeliharaan satwa.

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan sudah memastikan akan membantu LK yang menghadapi kesulitan selama masa pandemi. Terkait hal ini, Dirjen Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) KLHK Wiratno meninjau Kebun Binatang Gembira Loka (GL Zoo) di Yogyakarta, Sabtu (16/5/2020).

Kunjungan dilakukan untuk memastikan keberadaan fisik satwa dikelola sesuai kaidah kesejahteraan satwa. Hal lain ialah mengkoordinasikan Lembaga Konservasi (LK) di bawah Perhimpunan Kebun Binatang Seluruh Indonesia (PKBSI) yang terdampak Pandemi COVID-19 dan perlu mendapatkan bantuan. Kunjungan ini merupakan tindak lanjut dari hasil virtual meeting, Jumat (15/5/20).

Dalam kunjungannya Wiratno melihat proses pembangunan sarana dan prasarana di GL Zoo. Selanjutnya untuk memantau ketersediaan pakan satwa, Wiratno mengunjungi salah satu bangunan baru di GL Zoo yang merupakan gudang pakan dan nutrisi terpadu dengan kondisi stok pakan yang memadai. Manajemen GL Zoo melaporkan, tersedia pakan pakan untuk lebih dari 1.000 ekor satwa hingga Agustus mendatang.

Jika hingga Agustus GL Zoo belum juga bisa dibuka karena pandemi, maka pembiayaan kebutuhan pakan akan diambil dari anggaran perusahaan.

Manajemen GL Zoo juga melakukan antisipasi dampak penyebaran COVID-19 dengan  menerapkan protokol pencegahan secara ketat kepada semua karyawan dan petugas. Manajemen tidak segan-segan memberikan peringatan hingga sanksi berujung pemberhentian kerja apabila dilakukan pelanggaran berulang. Hal ini dikarenakan dapat menimbulkan risiko terhadap satwa yang ada di GL Zoo.

Wiratno memuji GL Zoo yang merupakan salah satu landmark Yogyakarta yang juga merupakan warisan yang penting. Terkait pengelolaan GL Zoo, Wiratno kagum terhadap manajemen telah mampu memanfaatkan peluang 100 hari libur dalam setahun untuk membiayai operasional selama setahun. “Jika dihitung  dalam setahun, terdapat 100 hari libur, GL Zoo mendapatkan kunjungan wisatawan mencapai 20.000 orang per hari, dan memanfaatkannya untuk operasional selama setahun, itu bagus,” terang Wiratno.

Wiratno menambahkan, kondisi LK umum yang pemasukannya berasal dari pengunjung menyebabkan tidak ada pemasukan selama LK tutup di masa pandemi yang membuatnya kesulitan membiayai operasional dan pakan satwanya. 

“Kondisi seperti ini yang banyak dihadapi oleh LK di Indonesia saat ini, perlu kerja keras bersama semua pihak termasuk PKBSI untuk turut serta membantu LK,” ungkap Wiratno.

Untuk membantu mengatasi kesulitan yang dihadapi LK, PKBSI telah menghimpun dana dari donatur-donatur untuk disalurkan kepada LK yang mengalami kesulitan dalam pembiayaan terutama obat-obatan dan pakan satwa. Terdapat  81 LK di Indonesia, dan di Yogyakarta terdapat 2 LK yakni GL Zoo dan Yayasan Konservasi Alam Yogyakarta (YKAY).

Wiratno menyatakan pemerintah melalui KLHK telah mengalokasikan pakan dan obat-obatan bagi LK yang membutuhkan bantuan. “Karena status satwa di LK umumnya satwa dilindungi, sehingga pemerintah bertanggung jawab memastikan kondisi satwa tersebut dalam keadaan baik dan sehat,” tutup Wiratno.

Sugiharto