Siapa yang Tidak Serius?

Penugasan Perum Bulog untuk membeli 353 ekor sapi yang diangkut KM Camara Nusantara I dari Nusa Tenggara Timur (NTT) ternyata dilakukan mendadak. Sebelumnya, Kementerian Pertanian membahas masalah ini dengan PD Dharma Jaya selaku BUMD DKI Jakarta, sebagai tindak lajut MoU yang dilakukan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahja Purnama dengan lima provinsi sentra produksi peternakan.

Hal ini terungkap ketika Agro Indonesia mengonfirmasi masalah tersebut kepada Direktur Pengolahan Hasil Pertanian dan Peternakan, Ditjen Peternakan, Kementerian Pertanian (Kementan) Fini Murfiani. Dia mengatakan, PD Dharma Jaya tidak jadi membeli sapi yang dikirim kapal KM Camara Nusantara 1. Alasannya? Dharma Jaya tidak kunjung mengajukan penawaran pembelian.

“Untuk membeli sapi itu kan ada ketentuannya, antara lain surat penawaran harga. Dharma Jaya waktu itu tidak memberikan surat tersebut,” katanya. Selain itu, Dharma Jaya juga tidak mengutus perwakilan ke NTT, sehingga dinilai tidak serius.

Ditanya batalnya kerjasama dengan Dhama Jaya karena Mentan mengubah kesepakatan harga, Fini mengatakan, “Harga Rp30.000/kg berat hidup itu adalah harga di NTT, bukan di pelabuhan Jakarta.”

Harga tersebut lanjut Fini, belum termasuk biaya angkut dengan kapal ternak, biaya pakan, pengawalan dan biaya lainnya, sehingga harga sampai di Jakarta antara Rp34.000-Rp35.000/berat hidup. Namun, dengan harga pembelian Bulog Rp35.000/kg berat hidup, berarti tidak mungkin harga daging sapi di pasar turun menjadi Rp70.000/kg.

Menurut Fini, kehadiran kapal pengangkut ternak ini tidak serta merta harga daging sapi turun menjadi murah. “Dampaknya tidak langsung harga daging menjadi murah. Dengan kapal ini paling tidak kita bisa membangun sistem,” tegasnya.

Sistem yang dimaksudkan adalah kehadiran kapal ternak ini paling tidak dapat memotong mata rantai distribusi. Selain itu, infomasi mengenai harga sapi atau daging makin terbuka.

Fini memberi contoh. Jika dulu sapi-sapi dari peternak hanya dikumpulkan atau dibeli para belantik, maka sekarang peternak pun dapat melakukan hal itu. Apalagi jika program Sentara Peternak Rakyat (SPR) sudah berjalan.

“Nantinya, peternak sendiri yang melakukan pengirimkan dengan kapal ini. Ini berarti peternak makin maju. Jadi, sapi dalam kapal itu kelak milik beberapa peternak, jadi bukan milik satu atau dua orang saja,” ungkapnya.

Kronologi

Pertanyaannya, benarkah Dharma Jaya memang tidak serius? Apalagi, Gubernur DKI Jakarta sudah meneken nota kesepahaman (MoU) dengan lima provinsi sentra peternakan sapi (NTT, NTB, Jatim, Sulsel dan Lampung) untuk memasok sapi ke Jakarta?

Direktur Utama PD Dharma Jaya, Marina Ratna membantah bahwa pihaknya tidak serius. Justru dia menilai dari awal pembicaraan dengan sejumlah pedagang sapi di Kupang, pihaknya tidak pernah mendapat penawaran harga. “Bahkan saya justru memperoleh informasi harga dari Ibu Fini, bukan langsung pemilik sapi,” ujar Marina.

Marina menuturkan, pada 23 November dirinya bertemu dengan Fini di Kementan. Dalam pertemuan itu Fini mengatakan ada sapi di Kupang yang akan dijual ke Dharma Jaya. “Saya lalu minta nama-nama perusahaan yang akan jual sapinya, mengingat tanggal 27 November saya akan ke Kupang,” papar Marina.

Namun, saat ke Kupang bertemu mereka, ternyata tak ada satupun perusahaan yang menawarkan harga jualnya ke Dharma Jaya. Salah satu pedagang, kata Marina, hanya menawarkan secara lisan harga sapi timbang hidup di NTT Rp30.000/kg. Sayangnya, jumlah sapinya hanya 40 ekor. Sementara yang lain tidak ada. “Ada seorang pengusaha menawarkan Rp41.000/kg timbang hidup di Jakarta. Tapi itu sifatnya juga informasi yang diberikan melalui Bu Fini.”

Dalam perkembangannya, Marina mengaku pada 5 Desember sempat terjadi kesepakatan untuk mengirim 400 ekor sapi dengan harga Rp35.000/kg di Jakarta. Namun, kesepakatan harga itu kembali goyah dan malah terjadi deadlock alias jalan buntu.

Karena tidak ada kepastian soal harga, akhirnya Fini memutuskan Dharma Jaya tak serius diajak kerjasama. “Dharma Jaya dianggap menolak kerjasama karena tidak datang ke NTT atau mengirim wakil. Selain itu tidak ada downpayment untuk kontrak, sehingga Bu Fini mencari solusi dengan memutuskan memilih Dolog,” ungkap Marina.

Padahal, Marina mengaku pihaknya tidak masalah dengan harga Rp35.000 timbang Jakarta asal memang disebutkan demikian. Bukan menyebut harga Rp30.000/kg di Kupang plus biaya operasional Rp5.000/kg hingga Rp35.000/kg di Jakarta.

Pada 6 Desember akhirnya KM Camara Nusantara I berangkat dari Kupang mengangkut 353 ekor sapi dan pada 11 Desember tiba di Pelabuhan Tanjung Priok dan diterima oleh Presiden Jokowi.

Marina mengakui bahwa sampai kini pihaknya memang belum pernah menandatangani perjanjian kerjasama (PKS) yang merupakan tindak lanjut dari MoU Gubernur DKI Jakarta. Namun, dia mengakui bahwa draft perjanjian kerjasama dengan Kementan sudah pernah dikirim. Isinya mengenai stabilisasi pasokan dan harga daging di wilayah DKI Jakarta antara Dharma Jaya dengan Ditjen Peternakan Kementan. Jamalzen

Bulog: Ini Permintaan Kementan

Perum Bulog menyatakan masih akan mendatangkan lagi ternak sapi dari Nusa Tenggara Timur (NTT) menyusul kedatangan 353 ekor sapi dari provinsi tersebut melalui kapal khusus pengangkut ternak, KM Camara Nusantara I, beberapa waktu lalu.

“Petugas kami tengah melakukan proses pembelian sapi selanjutnya. Mudah-mudahan dalam beberapa hari ke depan sudah bisa dikirim ke Jakarta,” kata Direktur Komersial Perum Bulog, Fajri Sentosa kepada Agro Indonesia, pekan lalu.

Fajri mengakui, pembelian pertama sebanyak 353 ekor sapi dilakukan Bulog setelah adanya permintaan dari Kementerian Pertanian (Kementan) untuk membeli sapi-sapi yang diangkut kapal khusus ternak tersebut.

“Pada pembelian pertama, kami lakukan setelah adanya permintaan dari Kementan. Namun, saat ini kami sedang melakukan proses pembelian selanjutnya,” paparnya.

Dia mengatakan, ternak siap potong itu nantinya akan dijual dengan harga Rp38.000/kg bobot hidup. “Dengan menghitung biaya pembelian dan pengiriman ke tempat penampungan, kami akan menjual sekitar Rp38.000/kg berat hidup,” ujarnya.

Dengan harga jual sebesar itu, Fajri memperkirakan harga jual daging sapi di tingkat pengecer akan berada di bawah Rp90.000/kg.

Untuk menyimpan sapi-sapi ini, Bulog menggandeng PT Berdikari, BUMN yang bergerak di bidang peternakan. Dari Pelabuhan Tanjung Priok, sapi dibawa ke kandang milik PT Berdikari di Cibitung, Bekasi.

Sulit

Sumber Agro Indonesia di Perum Bulog menyebutkan, dengan harga pembelian hewan sapi hingga di pelabuhan sebesar Rp35.000/kg bobot hidup, maka sulit buat Perum Bulog untuk menjual daging sapi sebesar Rp70.000/kg seperti yang diinginkan Presiden Jokowi.

Dia menjelaskan, ketika kapal ternak tiba di Jakarta, harga sapi Rp35.000/kg bobot hidup, ditambah biaya penurunan dan pengangkutan ke kandang Rp1.000/kg, maka menjadi Rp36.000/kg bobot hidup.

‎Tanpa adanya margin untuk Perum Bulog dan PT Berdikari saja, ketika sapi dipotong menjadi daging karkas sudah sekitar Rp72.000/kg. Tentu harus ada tambahan untuk biaya kandang PT Berdikari, biaya pemotongan di RPH, margin untuk penyalur dan pedagang yang menjual di pasar, serta tentunya margin untuk Perum Bulog.

Jika memang Perum Bulog menjual sapi bobot hidup sebesar Rp38.000/kg, maka harga jual karkas sapi nantinya akan mencapai sekitar Rp76.000/kg di tingkat RPH. Jika pedagang eceran mematok keuntungan sebesar Rp5.000/kg, maka harga jual daging sapi di tingkat eceran bisa mencapai Rp81.000/kg.

“Itupun kalau pedagang eceran hanya mengambil untung sebesar Rp5.000/kg. Jika mereka matok keuntungan sekitar 10%, maka harga jual daging sapi di tingkat eceran mencapai sekitar Rp85.000/kg,” ungkap sumber Agro Indonesia. B Wibowo

 

Kesepakatan Penjualan Sapi NTT

 

NO URAIAN Sebelum Sesudah
1 Dengan Kapal Ternak, Biaya Perjalanan Rp1.800.000/ekor Rp320.000/ekor
2 Dengan Kapal Ternak, Penyusutan Bobot Sapi 20%-30% 5%-10%*
3 Perkiraan Harga Daging di Jakarta Rp100.000-Rp110.000/kg Rp67.500-Rp75.000/kg
4 Harga BEP untuk daging sapi di NTT Rp80.000/kg Rp62.000/kg
5 Harga Bobot Hidup Sapi di NTT yang akan dikirim ke Jakarta Rp30.000/kg Rp29.000/kg
6 Biaya Pengiriman daging ke Jakarta Rp3.500/kg Rp500-Rp1.000/kg

* Hemat Rp6.000/kg bobot hidup

Sumber: Kesepakatan hasil pertemuan antara Mentan, Gubernur NTT dan Kasdam IX/Udayana dengan pelaku usaha peternakan dan stakeholder terkait di Aula Hotel Aston, Kupang, NTT pada 18 November 2015, diolah