Gonjang-ganjing politik saat ini menerpa Indonesia. Hal ini mrupakan imbas dari pemilihan presiden bulan Juni lalu yang kemudian berlanjut dengan diloloskannya Undang-Undang Pilkada yang menjadikan pemilihan gubernur, walikota dan bupati tidak lagi dilakukan secara langsung tetapi dipilih melalui DPRD.
Suhu politik menjadi lebih panas lagi setelah pekan lalu DPR melakukan pemilihan ketua dan sejumlah wakilnya. Pemilihan tersebut berlangsung alot dan sempat menimbulkan kegaduhan di antara anggota.
Peristiwa-peristiwa di atas ternyata berimbas pada pergerakan nilai tukar rupiah dan indeks harga saham gabungan (IHSG) di lantai bursa. Nilai tukar rupiah pada pekan lalu menembus 12.000. sementara indek saham mengalami penurunan yang cukup tajam, yang dipicu oleh aksi jual investor asing.
Dalam sehari, pelaku pasar asing tercatat melakukan penjualan bersih (foreign net sell) senilai Rp 1,487 triliun di pasar reguler. Dana asing yang masih parkir di Bursa Efek Indonesia (BEI) sampai Kamis sore pekan lalu sebesar Rp 46,5 triliun.
Apa yang terjadi dalam pergerakan nilai tukar rupiah dan indeks saham sungguh tidak menguntungkan bagi pemerintah maupun rakyat Indonesia. Melemahnya nilai tukar rupiah akan memberikan dampak negatif bagi kegiatan ekonomi di dalam negeri.
Melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan membuat pemerintah kelimpungan. Sebab, harga beli komoditas dari luar akan meningkat. Apalagi Indonesia saat ini banyak mengimpor komoditas hasil pangan. Tentunya akan banyak anggaran yang dikeluarkan untuk mendapatkan pasokan sejumlah komoditas dari luar negeri.
Dari segi dunia usaha, nilai rupiah yang melorot juga akan membuat industri yang berbasis pada bahan baku dari luar negeri akan mengeluarkan biaya produksi yang lebih besar lagi. Buntutnya, mereka akan menaikkkan harga jual produknya. Jika ini terjadi, maka masyarakat pula yang dirugikan.
Sementara penurunan indeks saham di lantai bursa bisa menjadi pertanda kalau investor asing tidak lagi mau menanaman investasinya di Indonesia. Kondisi ini bisa menjadi pertimbangan bagi investor asing lainnya sebelum masuk ke Indonesia.
Melihat dampak buruk yang ditimbulkan dari gonjang-ganjing politik saat ini, sudah seharusnya semua pihak di negeri ini, baik itu pemerintah, partai politik maupun rakyat Indonesia untuk bersatu menjaga kondisi politik di dalam negeri.
Semua pihak ada baiknya menghormati setiap keputusan yang diambil secara demokratis. Memang setiap keputusan yang muncul tidak akan mampu memberikan kepuasan kepada semua pihak. selalu ada pihak yang merasa dirugikan. Namun, pihak-pihak yang dirugikan itu sebaiknya menyalurkan ketidakpuasannya itu secara prosedural dan sesuai hukum.
Kita harus melihat ke depan, dimana banyak tantangan yang siap menghadang upaya Indonesia untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Misalnya saja pada akhir tahun depan Masyarakat Ekonomi Asean akan diterapkan di seluruh negara-negara Asean. Jika kita tidak mampu bersaing dengan negara-negara Asean lainnya, maka Indonesia akan menjadi pasar bagi produk-produk negara-negara Asean. Karena itu, mari kita sudahi gonjang-ganjing politik dengan bergandeng bersama membangun negeri ini.