Harapan Dari Hasil Pileg

Seperti diduga sebelumnya, pelaksanaan pemilihan anggota legislatif (pileg) berlangsung lancar , tertib, dan aman, kendati sebelum pelaksaan pileg sempat terjadi aksi kekerasan di beberapa daerah.
Seperti dikemukakan Polri dalam pernyataan resminya, meski terdapat beberapa kendala teknis dalam pelaksanaan pileg, seperti rusaknya logistik pemilu di Aceh dan kurangya logistik pemilu di Papua, secara umum pelaksanaan pileg tanggal 9 April 2014 berlangsung aman, tertib, dan lancar.
Pelaksanaan pileg yang aman, tertib, dan lancar memberikan dampak positif bagi perekonomian nasional, khususnya dalam mendukung iklim investasi yang kondusif.
Memang untuk pasar saham dan pasar valas, awalnya pelaku pasar menangapi hsil Pileg secara negatif dengan banyaknya investor asing yang menjual saham serta membeli dolar AS.
Namun, hal itu merupakan reaksi sesaat. Pada akhirnya, pasar akan realistik menerima hasil pileg. Mereka juga akan menyongsong pelaksanaan pemilihan presiden (pilpres) pada Juli mendatang secara optimistis. Apalagi data-data fundamental ekonomi nasional menunjukkan tren positif, seperti inflasi yang melandai, suku bunga yang stabil, neraca perdagangan yang kembali positif, dan ekonomi yang tetap tumbuh konsisten. Selain itu, tren perekonomian global juga cenderung positif.
Tentunya, masyarakat juga berharap hasil Pileg ini dan Pemilihan Presiden (pilpres) pada bulan Juli nanti dapat menghasilkan pemerintahan baru yang sesuai dengan harapan rakyat serta mampu menciptakan pemerataan kesejahteraan rakyat secara merata.
Perekonomian Indonesia dalam beberapa tahun terakhir memang tumbuh dengan baik. Namun, pertumbuhan ekonomi yang positif itu belum diimbangi dengan pemerataan pendapatan. Hal ini terlihat dari masih besarnya gini ratio di Indonesia, yang mencapai 0,410.
Timpangnya pendapatan terlihat jelas pada kondisi ekonomi masyarakat kota dengan masyarakat pedesaan, khususnya yang berpofesi sebagai petani dan nelayan. Sebagian penduduk miskin di Indonesia berstatus sebagai petani dan nelayan yang tinggal di pedesaan.
Karena itu, tidaklah berlebihan jika anggota legislatif yang akan terpilih nanti memiliki fokus untuk meningkatkan kesejahteraan petani dan nelayan di seluruh Indonesia.
Peningkatan kesejahteraan petani dan nelayan tidak hanya dilakukan dengan menaikkan harga patokan petani (HPP) atau pemberian bantuan pinjaman, tetapi juga menjaga daya beli petani dan nelayan tetap tinggi, seperti menjaga stabilisasi harga bahan kebutuhan pokok lainnya.
Pasalnya, percuma saja pendapatan petani dan nelayan ditingkatkan jika harga kebutuhan pokok melonjak tinggi. Hal inilah yang sekarang ini terjadi di negeri ini sehingga banyak petani dan nelayan tetap saja hidup di bawah garis kemiskinan walaupun pendapatan mereka meningkat.