Harus Tahu, Sampah Plastik Serap Jutaan Tenaga Kerja

ilustrasi sampah botol plastik [foto: Willfried Wende, pixabay]

Daur ulang sampah plastik ternyata berkontribusi besar bagi Negara. Selain mengendalikan sampah, aktivitas tersebut menyerap jutaan tenaga kerja

Ketua Ikatan Pemulung Indonesia (IPI) Pris Polly Lengkong mengatakan, sekitar 3,7 juta pemulung di 25 provinsi Indonesia mempertaruhkan hidupnya dari sampah plastik.

Tumbuhnya perekonomian dari aktivitas daur ulang sampah juga tergambar dari data Badan Pusat Statistik (BPS). Pada tahun 2018 terdapat 7.488 unit bank sampah yang tersebar di Indonesia.

Ketua Bank Sampah Migunan Asri Madani Istiningsih menyatakan ratusan orang menggantungkan hidupnya dari bank sampah yang dikelolanya.

“Kami memiliki anggota sebanyak 14 orang dan mitra pengumpul sampah sebanyak 181 orang. Para pengumpul sampah tersebut biasa mengumpulkan berbagai jenis sampah terutama sampah plastik. Ke depannya, kami berencana untuk bisa mendaur ulang sampah plastik menjadi biji plastik dan produk lain,” katanya dalam pernyataan yang diterima Senin (29/6/2020).

Jika didaur ulang, sampah plastik memang masih memiliki nilai ekonomi. Jika pengguna mengumpulkan sampah plastik dan diangkut ke bank sampah, dia bisa memperoleh Rp1.500 per kilogram. Bank sampah biasanya akan menyalurkan ke pengepul  seharga Rp2.500 per kilogram.

Selanjutnya, sampah plastik itu akan didaur ulang menjadi biji plastik. Setelah menjadi biji plastik, para pengepul menjualnya ke supplier pembuat benang, ember, gayung, bahkan kaos dan bernilai sebesar Rp5.000 hingga Rp7.000 per kilogram.

Sampah plastik termasuk yang dominan dikelola oleh bank sampah.  Ketua Umum Asosiasi Daur Ulang Plastik Indonesia (ADUPI), Christine Halim, sempat menyatakan bahwa bisnis daur ulang sampah plastik mencapai 400.000 ton per tahun. Jumlah tersebut belum termasuk perusahaan daur ulang di luar anggota ADUPI.

Atiyyah