Saatnya Kerja dan Penuhi Janji

Kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia telah memasuki babak baru setelah  Joko Widodo dan Jusuf Kalla resmi menjadi Presiden dan Wakil Presiden Indonesia untuk masa jabatan lima tahun ke depan.

Pasangan Joko Widodo (Jokowi) – Jusuf Kalla (JK) terpilih menjadi Presiden dan Wakil Presiden Indonesia setelah dalam pemilihan presiden bulan Juni lalu berhasil mengalahkan pesaingnya, pasangan Prabowo-Hatta Rajasa.

Dalam pilpres itu, pasangan Jokowi – JK berhasil meraih suara sebanyak 70.997.883 suara sementara  total perolehan suara Prabowo-Hatta hanya  62.576.444 suara. Dengan begitu, pasangan Jokowi – JK menang dengan keunggulan selisih suara  sebanyak  8.421.389 suara.

Kemenangan pasangan Jokowi- JK dalam pilpres lalu tentunya tak terlepas dari berbagai program yang ditawarkan pasangan tersebut kepada rakyat. Rakyat melihat program yang ditawarkan pasangan ini lebih baik dibandingkan dengan program yang diusung pasangan lainnya.

Setelah meraih kemenangan dan resmi menjadi Presiden dan Wakil Presiden Indonesia untuk periode lima tahun ke depan, tentunya rakyat meminta Jokowi dan JK untuk segera bekerja dan memenuhi janji-janji yang dilontarkan dalam pilpres lalu.

Memang, tantangan yang dihadapi Presiden Joko Widodo dan Wapres Jusuf Kalla untuk memenuhi janji-janjinya cukup besar. Misalnya saja soal pertumbuhan ekonomi yang ditargetkan mencapai 7%. Dengan kondisi ekonomi global yang masih bergejolak, pencapaian target tersebut cukup berat. Apalagi lembaga keuangan internasional seperti Bank Dunia dan dana Moneter Internasional memprediksikan pertumbuhan ekonomi global akan melambat.

Tantangan juga akan dihadapi pemerintah dalam upaya mencapai swasembada sejumlah komoditas pangan seperti daging sapi, gula, kedelai, jagung dan beras. Keterbatasan lahan serta disfaritas harga yang cukup besar antara produk dalam negeri dengan produk impor, akan menjadi ganjalan besar dalam mencapai swasembada pangan.

Begitu juga dengan upaya menstabilkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), diperlukan upaya keras untuk bisa meningkatkan perolehan ekspor dan menekan nilai impor.

 Walaupun tantangan yang dihadapi cukup berat, namun pemerintah baru pimpinan Jokowi-JK tidak boleh menjadikan hal itu sebagai alasan untuk lepas dari janji-janji yang telah dilontarkannya.

Yang ditunggu adalah bagaimana pemerintah mau bekerja keras dan menjalankan program-program serta berbagai strategi untuk mencapai janji-janji yang diusung pada pilpres lalu. Jika memang pemerintah sudah menunjukkan kerja kerasnya, tentu rakyat akan legowo menerima apapun hasil yang diperoleh pemerintah, terlepas apakah janji-janji yang diucapkan itu berhasil atau tidak dipenuhi.

Kondisi yang terjadi di lapangan saat ini menunjukkan kalau  rakyat Indonesia menaruh harapan besar kepada pemerintah baru. Hal ini bisa tercermin dari euforia dukungan masyarakat terhadap  pasangan Jokowi-JK. Dukungan yang besar dari rakyat ini tak boleh disia-siakan.