Masa Suram Kinerja Ekspor Komoditas Andalan

Kinerja ekspor komoditas andalan Indonesia pada tahun 2014 ini terancam mengalami penurunan. hal ini terjadi akibat kondisi ekonomi global yang belum membaik dan makin ketatnya persaingan merebut pasar ditengah penurunan permintaan.

Potensi penurunan kinerja ekspor itu sudah dilontarkan oleh sejumlah asosiasi komoditas pertanian dan perkebunan. Misalnya saja Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki). Asosiasi ini memperkirakan ekspor minyak sawit mentah (CPO) Indonesia tahun ini hanya  berkisar 19 juta hingga 20 juta ton, turun 9,5 % dari ekspor 2013 yang sebesar 21 juta ton. Penurunan nilai ekspor itu antara lain dipicu oleh beralihnya negara pelanggan, seperti India ke komoditas lain yang juga memiliki kesamaan fungsi dengan CPO.

Hal serupa juga terjadi pada komoditas karet. Saat ini harga karet di pasar internasional terus mengalami penurunan yang akhirnya berimbas pada kinerja ekspor karet Indonesia.

Dewan Karet Nasional, mengatakan saat ini harga karet dunia sekitar USS 3,5 per kilogram dan diperkirakan masih akan terus turun seiring melemahnya permintaan. Terlebih sejumlah negara di kawasah Asia, Eropa, dan Amerika Serikat yang mengalami krisis ekonomi diprediksi akan mengurangi dan membatalkan pesanan karet.

Penurunan kinerja ekspor juga dipastikan terjadi pada beberapa komoditas andalan Indonesia lainnya. Hal ini setidaknya tercermin pada kinerja ekspor Indonesia pada Juli 2014 yang menurun sebesar 8,0% (MoM) menjadi US$ 14,2 miliar, yang disebabkan oleh turunnya ekspor migas sebesar 8,6% menjadi US$ 2,5 miliar, dan turunnya ekspor nonmigas sebesar7,9% menjadi US$ 11,6 miliar.Penurunan ekspor nonmigas dipicu oleh melemahnya ekspor seluruh sektor, kecuali pertambangan yang sedikit meningkat sebesar 0,7% dengan mencatat nilai sebesar US$ 1,8 miliar.

Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi menperkirakan tren penurunan kinerja ekspor komoditas andalan Indonesia masih bisa terjadi hingga akhir tahun ini. Diperkirakan tidak ada booming komoditas dalam dua hingga tiga bulan ke depan.

Sebenarnya, potensi bagi kenaikan nilai ekspor komoditas andalan Indonesia di sektor pertanian dan perkebunan cukup besar pada tahun ini. Hal ini dikarenakan adanya perkiraan akan datangnya  el nino di sejumlah wilayah di dunia. kedatangan el nino tentunya akan membuat produksi komoditas pertanian dan perkebunan di negara-negara yang terkena el nino menjadi berkurang sehingga pasokan ke pasar dunia ikut menyusut.

Namun kenyataannya, kedatangan el nino belum juga terlihat hingga awal September ini. Akibatnya, produksi komoditas pertanian dan perkebunan di berbagai belahan dunia terus meningkat. Hal ini menyebabkan melimpahnya pasok dan menekan harga jual.

 Potensi melemahnya kinerja ekspor komoditas pertanian dan perkebunan yang jadi andalan Indonesia itu tentunya harus disikapi secepatnya oleh pemerintah. Berbagai hambatan yang selama ini dihadapi produsen, baik dari sisi on farm maupun off farm, harus segera diatasi.

Untuk mengerek harga di pasar internasional, ada baiknya pemerintah Indonesia juga perlu meningkatkan penyerapan komoditas pertanian dan perkebunan di pasar dalam negeri. Salah satu caranya adalah dengan memacu penerapan kewajiban penggunaan biofuel bagi bahan bakar minyak (BBM) kendaraan di dalam negeri.